bogor 1 | Dhienz Little World

Pagi ini indah, menyemburatkan warna pelangi meski berkebalikan dengan kamar kosan ku yang sempit penuh barang jualan..

Aku selalu dan akan dan tidak akan pernah lupa saat spesial seperti tanggal ini.. 10 April..Sembari tersenyum melihat kalender dan jam di ujung sudut kamar..Yea, this is his day..

Sedikit tersenyum, tapi entah mengapa tiba-tiba mataku buram..tertutup kaca-kaca air yang biasanya tercipta karena luapan emosi hati…menetes…aku belum melakukan banyak hal untuknya..

————————————————————————————————-

November – Desember 2012

Bogor, akhirnya Allah memberiku kesempatan banyak untuk sedikit membayar jasa padanya yang sudi membesarkan anak nakal ini hingga bisa mencukupi kebutuhannya sendiri..

Papa, sejak kumengenal bicara panggilan itulah yang selalu kuucap untuk membuatnya menoleh padaku…

Papa, orang yang sangat kuhormati sekaligus kukagumi…telah banyak tauladan yang diberinya…bukan dalam omongan, tapi langsung ke kebiasaan hidup..itulah luar biasanya beliau..

Papa, orang yang tak pernah lalai mengenai waktu, selalu disiplin dalam setiap pekerjaannya, dan mungkin sedikit perfeksionis..maklum mungkin dorongan golongan darah A dan naungan bintang Aries..hehe..

Ya.. hari ini aku ingin bercerita mengenai Papa, sosok yang luar biasa menurutku..

Kala itu ada pelatihan yang mengharuskan beliau mengikutinya selama sebulan lamanya, dan beliau bersyukur…tempat pelatihan itu berada di Bogor, 1 jam perjalanan ditempuh dengan commuter line dari tempat putrinya bernaung, ya..kosanku…

Berbagai aktifitas sebenarnya bukan penghalang papa dalam menyelesaikan tugasnya, tapi keterbatasan pengetahuan akan IT lah yang membuatnya khawatir pelatihan tidak akan berjalan dengan baik tanpa ku, putrinya…satu2 nya yag bisa dimintai tolong untuk membantunya..

and guess what? hampir sebulan penuh aku PP Jakarta-Bogor tiap harinya..menerobos rush hour yang penuh dengan lautan manusia dalam setiap gerbong rangkaian kereta comline itu..tak jarang terdesak, tersikut, terinjak oleh orang lain sudah jadi pengalaman tiap hari saat kuada dalam misi membantu papa….mm,, kubersyukur meski agak berat, karena sering ada luka lebam di beberapa bagian tubuhku ..tapi tak apa…Terima kasih Allah telah memberi kesempatan ini..

Itulah yang pasti akan kulakukan untuk orang-orang yang kucintai dengan segenap hatiku…meski berat, sakit, tidak nyaman, aku akan coba beri yang terbaik..toh ini tak lama, hanya sebulan, pikirku…

Minggu pertama ada kejadian yang cukup mengejutkan..pertama kali kutengok papa di tempat beliau menginap…jalannya timpang, dan akhirnya saat beliau duduk di sampingku kulihat lebam lebar di sekitar paha dan betisnya….

Ternyata papa menyembunyikannya dari kami keluarganya, saat acara olahraga lalu, beliau jatuh..terkilir hebat..hingga sempat tak bisa jalan…namun mujur, tukang urut yg membantu papa cocok, tak sampai 3 hari kondisi nya membaik, papa kembali bisa jalan…begini…ini yang membuatku khawatir..beliau tak ingin membuat keluarganya resah, terutama mama, istrinya..

Di perjalanan pulangku dalam riuhnya commuter, aku berdiri ,tak dapat tempat duduk, hatiku sakit..khawatir dengan kondisi papa…aku belum melakukan banyak hal..tak terasa kembali buram mata ini, tertutup kaca-kaca air..tak tenang…dan saat itu kuberjanji entah jatuh bangun dan capai seperti apa..akan kutuntaskan tugas untuk membantu nya..

Hari berganti, minggu berganti… kulalui dengan tidur pagi …pulang dari kantor pukul 16.30 aku langsung naik ojek pergi ke juanda, bersaing dengan ribuan orang yang juga pulang ke bogor…tak jarang harus pegal tak terkira karena hampir pasti aku tak pernah dapat duduk di kereta itu…sampai di Bogor pkl 18.30 an, jika papa tak ada kelas, aku pasti dijemput di stasiun..jika ada..aku harus ngangkot ke arah warung jambu..

Pernah suatu malam papa tak bisa menjemput, aku terjebak hujan luar biasa lebat..dan tak berani turun di ujung gang pabrik ban goodyear..karena sudah lebih dari pkl 7 mlm..sepi…karena itu aku memilih memutar balik dan jalan hampir 2 kilo untuk sampai ke tempat papa…dhie…kamu gila…hehe..demi keselamatan…

Sampai penginapan kumulai membantu papa mengerjakan tugas-tugasnya..biasanya pkl 9 malam mulai dan pukul 2 pagi aku baru tidur…kemudian pukul 4 pagi aku bangun…kembali mengerjakan kemudian mandi dan kembali ke stasiun untuk berangkat kerja pkl 05.30…aku baru tahu rasa tidur sambil berdiri…iya…di kereta..aku tak jarang tidur sambil berdiri, tak jatuh? tidak…karena untuk menggerakkan tubuh saja aku tak bisa..sesak dengan orang…hmm..

Yah…ingat saat longsor di daerah Bojonggede-Cilebut dua stasiun sebelum stasiun bogor…ya salaam…aku sempat dibuat jalan sejauh 4 kilo cuma untuk nyari ojek menuju bogor..kalo inget kadang kasian juga sama diriku…tapi sudahlah..aku tak suka mengungkit yang tidak indah…anggap itu tanda tulus cintamu dhie,,buat papa…

Begitulah….aku beruntung Allah memberi kesempatan berbuat baik untuk papa…

======================================================

Saya tak akan pernah lupa…tak akan pernah melupakan…

Saat dimana cintaku selalu dibalasnya..saat dimana kasihku selalu tersambut…saat dimana perhatianku selalu dikembalikan dengan lebih baik…

Papa,terima kasih untuk segalanya.. maaf dulu dhie pernah membentang jarak karena gejolak muda tanpa banyak berpikir perbuatan itu pasti telah mengecewakanmu…

Maaf, dhie belum bisa memberikan banyak hal…

Tapi dhie janji….doa terbaik akan selalu dhie panjatkan pada Allah SWT untuk kebaikan, kesehatan, dan keselamatanmu dimana pun, Pa… :,)

Ya Rabb, selalu lindungilah beliau dimana pun berada..

I still feel like a little child when I look into your eyes. If I can be even half of the person you are, I will consider myself to be an extraordinary human being. Thanks for showing me the way, dad.

No birthday cards, wishes, greetings or messages can express in words the amount of love and respect I have for you. Here’s my humble attempt at giving you a very warm greeting on this special day. Happy Birthday, dear dad. I love you!

Selamat Ulang Tahun…Semoga selalu sehat dan bahagia hingga akhir hayat.. Amin